Sudah bulan terakhir di 2022.
Nggak terasa? Nggak juga.
Siapa yang tahun 2022-nya smooth2 aja? Alhamdulillah, kalau
begitu.
Siapa yang 2022-nya ajrut-ajrutan kayak naik delman terus
dihempas roller coaster terburuk di dunia? *angkat tangan diem-diem.
2022 ini wah sungguhlah beda. Memang nggak apple to apple
jika dibandingin awal tahun 2018 saat kehilangan bapak, atau di awal 2019 saat
Ibu wafat. Tapi, roller coaster kehidupan di 2022 sungguhlah mantiliti mantap
surantap mengguncang mental.
Tentu saya gak akan terlalu gamblang cerita di sini. Tapiii,
intinya saya jadi memiliki trust issue ke sejumlah orang terdekat setelah
ditipu daya habis-habisan. Bener-bener orang yang terdekaaat banget, yang
bahkan sampai tahu kamu punya kutil di mana aja (disclaimer: saya gak punya
kutil, hanya pengandaian). Hari ini bisa baik, besoknya belum tentu bisa
baik-baik aja. Yang tadinya percaya, besok bisa jadi berdusta. Kurang lebih ada
3 orang yang akhirnya membuat saya harus mendaftar sejumlah konseling psikolog
agar bisa menyeimbangkan hidup dengan keadaan mental yang sehat.
Lalu apa berhasil?
Saat ini ya masih cukup bisa bertahan, walau TBH ya, nggak
tahu sampai kapan. Getir banget nggak tuh :D
As long as my baby is healthy, saya nggak apa porak poranda.
Tokh semua orang gak harus tahu betapa hancurnya saya dan kepercayaan yang saya
bangun bertahun-tahun kepada orang-orang ini. Berusaha ada buat mereka, walau sadar
kenapa sih selalu jomplang (misalnya ketika saya yang butuh, mereka pas nggak
bisa ada). Tapi ya nggak apa-apa. Semoga mereka selalu dilindungi Allah SWT.
Saya berharap.....
Nggak jadi.
Saya (sekarang jadi) takut berharap dan bermimpi yang muluk-muluk di tahun
depan. Saya cuma ingin selalu sehat dan kuat, agar bisa menghadapi apapun yang
ada di depan nanti.
Aamiin.