Saturday, October 10, 2020

#30DaysWritingChallenge | DAY 10

"Best Friend"

Saya senang banget bergaul dan berteman. Saya senang berkenalan dengan banyak orang. Senang punya teman baru. Senang juga mengobrol. Walau begitu, saya punya beberapa pengalaman kurang mengenakkan di masa SD dan SMP.

Saat itu, saya susah banget rasanya punya teman. Kenal, sih, sama si A, B, C. Tapi, terkadang saya cuma jadi anak bawang. Saya nggak pernah jadi seorang yang populer di sekolah. Saya nggak pernah suka cari panggung--dan ini kebawa sampai sekarang. Teman-teman saya di SD mau berteman dengan saya hanya karena saya rajin mengerjakan PR. Setelah PR dicontek, ya sudah. Sampai ada satu orang anak perempuan pindahan dari Jambi pindah ke sekolah kami, saat saya duduk di kelas 4 SD. Namanya W. Sejak hari pertama saya berkenalan dengannya, kami tak pernah terpisah. Hingga kini, sudah 23 tahun kami bersahabat dan masih saling kontak.

Begitu pun saat SMP. Saya kira saya punya teman, tapi ternyata mereka hanya terpaksa. Kok tahu? Ya, pada akhirnya, saya asyik dengan rutinitas saya sendiri. Datang, belajar, pulang. Kalau ada teman pulang bareng, ya sebatas kenal dan pulang bareng karena satu rute. Nggak pernah punya sahabat yang bisa dicurhatin ini-itu. Saya cuma pikir kalau lebih baik nggak asyik daripada harus mengikuti kebiasaan teman demi eksistensi. Hingga kelas 3 SMP, saya les di Primag*ma dan berkenalan dengan seorang cowok. Namanya P. Dia berbeda sekolah dengan saya. Orangnya ramah sekali dan kami langsung nyambung ngobrolnya. Tapi, kami bisa dekat sampai akhirnya  satu SMA.

Di SMA, selain P, saya punya sahabat yang lain lagi. Namanya T. I love her dearly. Walau sering berantem, baikan, tapi kami saling sayang. Kami curhat segala hal sampai tentang ciuman pertama kami di sekolah, haha. Rasanya kangen dan konyol ingat masa-masa itu, Di SMA, saya juga bertemu dengan teman saya semasa TK dan SD. Namanya A. Rumah kami berdekatan, terhitung tetangga malah. Di kelas 3, kami sekelas. Lucunya, pas SMA ini kami malah bersahabat dekat hingga kini. 

Saat kuliah, saya lumayan punya banyak teman. Ada yang masih keep in touch hingga sekarang, tapi ada juga yang end up-nya nggak enak. Ada yang jadi kakak ketemu gede, ada juga yang tiba-tiba ngajak jadian. Ada-ada aja, emang.

Saat memasuki dunia kerja di tahun 2009, saya dikelilingi banyak orang-orang baik. Paling enggak, dari masing-masing bekas kantor, saya masih punya beberapa teman baik. Bahkan, sampai ada yang tergabung dalam 1 WA Group. Di kantor yang sekarang, mungkin ada dua orang yang saya percaya menjadi orang terdekat saya. Masing-masing istimewa. Mereka seperti "dial number 1" setiap saya ingin bercerita. Mereka literally kayak pengganti orang tua saya, yang dulu mungkin bisa setiap waktu saya hubungi untuk saling mendengar cerita. I love them with all my heart dan mendoakan yang terbaik untuk mereka. 

Menurut saya, sahabat bukan sekedar ada ataupun tiada. Seperti kata Grey ke Yang (baca: serial Grey's Anatomy), sahabat bagi saya merupakan my person. Sahabat itu seperti anggota keluarga yang nggak pernah kita punya--bahkan, rasanya bisa lebih dari itu. Sahabat bisa menjadi orang yang lebih setia--saling setia mendengar, saling setia untuk ada, dan saling setia di kala suka dan duka. 

Itu saja, sih, makna sahabat buat saya. Agak setengah curhat, ya. Mohon dimaafkan. Sampai jumpa di #30DWC esok, ya :)

Anda sedang membaca artikel tentang #30DaysWritingChallenge | DAY 10 dan anda bisa menemukan artikel #30DaysWritingChallenge | DAY 10 ini dengan url https://pritasyalala.blogspot.com/2020/10/30dayswritingchallenge-day-10.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel #30DaysWritingChallenge | DAY 10 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link #30DaysWritingChallenge | DAY 10 sumbernya.

No comments:

Post a Comment