Thursday, October 8, 2020

#30DaysWritingChallenge | DAY 8

 "The Power of Music"

Sejak kecil, saya sudah mengenal musik melalui lagu-lagu. Bapak saya penyuka segala jenis lagu nasional, lagu anak, dan juga lagu daerah. Hampir tiap hari semasa kecil, saya juga sering mendengarkan Ibu mendendangakan lagu-lagu milik Hetty Koes Endang. Bapak saya sendiri suka menyetel musik gamelan Jawa hingga di masa tuanya. Saya, Ibu, dan adik menyebutnya 'klonengan'--itu jokes dari kami, sih. Kalau sudah menyetel musik gamelan dari kaset dan tape jadulnya, Bapak seperti di awang-awang.

Bapak adalah orang yang pertama kali mengenalkan saya dengan kaset dan alat pemutarnya. Bapak juga mengajarkan bagaimana merawat radio tape agar bersih dan tidak rusak. Saat duduk di bangku kelas 5 atau 6 SD, saya mulai mengenal MTV. Saya bisa duduk anteng menonton MTV Most Wanted dan MTV Ampuh. Ada cerita lucu, sih. Keluarga kami nggak punya pemutar CD atau VCD. Pada saat itu, saya ingin sekali mendengar lagu yang diputar di MTV Most Wanted kapan saja. Bapak saya nggak habis pikir. Ia meminjamkan saya tape recorder tuanya dan sebuah kaset kosong. Ia menyuruh saya untuk merekam lagu apa saja yang saya suka saat diputar di MTV Most Wanted. Ada-ada saja, sih, ide Bapak. Gangguannya cuma satu, sih. Kalau tiba-tiba saya dan adik saya rebutan remote TV atau Ibu saya nggak sengaja berteriak walau saya sudah beri aba-aba untuk diam sebentar, hihi.

Awal SMP, saya mulai suka boyband. Saya jatuh cinta dengan Backstreet Boys melalui album "Millennium". Saya juga mengidolai berat Westlife. Sepanjang 3 tahun duduk di bangku SMP, saya nggak bosan-bosannya main ke Disc Tarra untuk membeli album Westlife atau sekadar cuci mata melihat sampul-sampul kaset warna-warni. Ah, I miss Disc Tarra so-so much. Di masa ini, saya juga pernah jatuh cinta dengan kakak kelas yang pandai sekali bermain gitar. Kami dekat walau tidak sempat jadian. Saya ingat sekali cara dia PDKT. Dia menelepon saya sambil memainkan melodi lagu "Mahadewi" milik Padi. Sejak saat itu, nilai plus laki-laki di mata saya adalah yang pandai memainkan instrumen musik. Instrumen apa saja. Apalagi yang bisa bikin lagu, nilainya jadi + + + 💙

Saat SMA, kesukaan saya terhadap musik mulai beragam. Saya bisa menikmati musik-musik saat itu, tapi juga menikmati musik-musik di acara "Tembang Kenangan" bersama Bapak saya. Kebetulan, saya juga menjadi vokalis dan band lucu-lucuan di kelas saya. Biasanya, saya membawakan lagu-lagu milik Ten 2 Five atau Maroon 5. Tahun 2005, selera musik saya sedikit berkembang. Saya mulai suka dengan Maliq 'n D'essentials. Saya suka dengan jenis musik yang mereka mainkan. Menurut saya, album perdana mereka masih yang terbaik, menurut saya. 

Masa-masa awal kuliah, beberapa kali saya manggung dengan sejumlah band. Saya menyanyikan lagu-lagu Top 40. Saya pernah bernyanyi di mal-mal, club, sampai di acara pernikahan sekalipun. Setelah berhenti dari kegiatan bernyanyi dengan band, saya lebih menyebut diri saya sebagai penikmat musik. Saat itu, MP3 player sedang marak-maraknya. Saya banyak mendapat rekomendasi lagu-lagu dari teman kuliah. Ada lagu-lagu buat suasana patah hati, buat bikin semangat, buat didengar di kala mengerjakan tugas dengan sistem kebut semalam, dan lainnya. Karena di masa kuliah saya bolak balik patah hati, saya jadi lebih mellow saat dengar lagu-lagu sedih. Hihi

Balik lagi ke tulisan awal, sekarang saya bisa menikmati lagu ber-genre apa saja. Tapi, saya jauh lebih menikmati lagu ber-genre jazz, alternative jazz, dan lagu ala-ala bossanova. Saya yang sekarang juga lebih mudah menerima dan tertular musik apa saja. Bisa saja hari ini seharian dengarin lagu-lagu Post Malone, besoknya dengarin The Panturas, lusanya bolak-balik menyetel BTS, besoknya lagi menikmati lagu-lagu Postmodern Jukebox sampai eargasm. Itu sangat-sangat mungkin terjadi, haha. Bagi saya yang berjiwa mellow ini, lagu juga membingkai sejumlah memori. Memori kehilangan orang terkasih, memori jatuh cinta, dan juga memori yang mau disimpan dalam-dalam di hati. 

Sekian tulisan untuk tantangan hari ini. Agak ngalor-ngidul, ya? Hahaha... Tapi semoga terhibur yaa. Adiós!

Anda sedang membaca artikel tentang #30DaysWritingChallenge | DAY 8 dan anda bisa menemukan artikel #30DaysWritingChallenge | DAY 8 ini dengan url https://pritasyalala.blogspot.com/2020/10/30dayswritingchallenge-day-8.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel #30DaysWritingChallenge | DAY 8 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link #30DaysWritingChallenge | DAY 8 sumbernya.

No comments:

Post a Comment