Sunday, October 11, 2020

#30DaysWritingChallenge | DAY 11

"Sibling"
Saya adalah anak sulung dari dua bersaudara. Bapak dan Ibu baru memiliki anak setelah 7 tahun menikah. Adik saya laki-laki. Saya dan adik saya hanya berbeda 16 bulan. Saat kecil, kami cukup dekat. Kami suka bermain bersama. Kami belajar main sepeda bersama, belajar mengaji, dan juga roleplay bertema film kesukaan kami saat itu.
Seperti kebiasaan antarsaudara di keluarga lain, kami pun sering berantem. Saat kecil, sih, berantemnya lebih ke mencari perhatian orang tua. Adik saya dekat sekali dengan Ibu, sementara saya anak Bapak banget. Biasanya, saya suka cari gara-gara dengan mengisengi adik saya, biar mendapat perhatian dari Ibu. Dapat perhatian, sih, buat diomelin karena kelewatan isengnya, hehe.
Walau hanya berdua saja, saat besar kami malah nggak cukup dekat. Meskipun begitu, saya beberapa kali rela melakukan sesuatu untuk membela adik saya. Saat adik saya diisengi temannya saat SD, saya bisa aja membentak temannya itu dan bilang kalau bapak kamis seorang polisi. Pernah juga saat adik saya jatuh dan pelipisnya bocor, saya rela dimarahi Ibu sampai dipukuli, padahal itu murni kesalahan adik saya. Ada juga sih hal yang pernah dilakukan (untuk kepentingan) berdua. Seperti saat adik saya baru bisa bawa motor, saya disuruh Ibu membonceng untuk mengontrol adik saya agar tidak ngebut. Saya ya menurut saja. Atau, pada saat saya baru kerja magang dan dapat uang bulanan, saya rela membayar biaya internet setiap bulannya agar kami tak boros ke warnet.
Saat Ibu divonis kanker di awal 2017, kami mau nggak mau harus berusaha 'mendekat'. Bumbu-bumbu berantem, pasti ada. Kami saling lempar kesalahan, adu argumen, hitung-hitungan, itu kerap terjadi. Namanya juga manusia. Maunya senang terus, tapi saat tertimpa cobaan pasti bingung. Selain membesarkan hati Ibu, kami berdua juga harus berusaha tetap ada untuk Bapak. Bapak yang sudah lanjut usia pasti juga butuh perhatian di saat perhatian kami semuanya tercurah untuk Ibu. Begitu pun saat Bapak wafat, perhatian kami berdua jadi satu untuk Ibu. Di masa-masa terakhir Ibu, saya berusaha mendekatkan adik saya dengan Ibu. Secara fisik, dia lebih lempeng sih. Mungkin karena laki-laki, lebih pandai menyimpan peka dan rasa. 
Sekarang, kami tinggal berdua saja. Kami sudah memiliki hidup masing-masing. Dibilang dekat, juga masih belum. Tapi, paling tidak masih ada pembicaraan, baik tentang anak kami masing-masing atau seputar urusan peninggalan orang tua. Saya hanya berharap, semoga  masih bisa sempat meneruskan keinginan ibu saya untuk saling sayang dan rukun dengan saudara. Dan saya selalu berdoa yang terbaik untuk hidupnya. . 

Anda sedang membaca artikel tentang #30DaysWritingChallenge | DAY 11 dan anda bisa menemukan artikel #30DaysWritingChallenge | DAY 11 ini dengan url https://pritasyalala.blogspot.com/2020/10/30dayswritingchallenge-day-11.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel #30DaysWritingChallenge | DAY 11 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link #30DaysWritingChallenge | DAY 11 sumbernya.

No comments:

Post a Comment