Friday, October 9, 2020

#30DaysWritingChallenge | DAY 9

 "Write about Happiness"

Saya adalah orang yang percaya kalau kebahagiaan itu harus dimulai dari sendiri. Tapi, sadar nggak, bahwa kita lebih sering berlomba-lomba membahagiakan orang lain dengan tujuan orang lain itu akan membahagiakan kita balik? Namanya juga manusia, suka khilaf. 

Semakin kita dewasa, standar dan makna kebahagiaan kita ikut berkembang. Waktu SD, dibolehin Ibu naik sepeda ke rumah teman yang harus menyebrang jalan besar saja, saya sudah girang bukan kepalang. Pas SMP, saya diizinkan menempel poster boyband kesayangan di seluruh tembok kamar, rasanya bahagia banget. Pas SMA, kakak kelas yang saya suka membalas cinta saya saja rasanya seperti mengelilingi dunia. Begitu pun seterusnya. Kebahagiaan nggak cuma berkembang, tapi berubah. Menjadi seorang Ibu, contohnya, menjadi salah satu kebahagiaan terbesar saya selama hidup di dunia. 

Saya lupa siapa orangnya, tapi seseorang pernah menegur saya: "Bikin senang orang mulu, lo, Prit. Lo kapan senangnya? Kayaknya sedih melulu". Saat itu, saya berpikiran bahwa sumber kebahagiaan saya adalah dengan cara menyenangkan orang lain. Tapi, benar juga kata orang itu, saya kok malah hampa, ya. Nggak selalu, sih. Seperti saat saya merelakan pekerjaan dan waktu saya bersama anak untuk mengurus Bapak dan Ibu di penghujung usia mereka. Saat dijalani, rasanya beraaaat sekali. Ya rindu anak, rindu kasur, rindu bekerja di kantor, terlebih rindu jadi diri sendiri. Dari segala hal yang sudah direlakan, tentunya saya berekspektasi bahwa Bapak dan Ibu bisa sembuh--paling tidak pulang ke rumah. Pulang ke rumah, sih, tapi untuk disemayamkan. Lalu, saya kembali bertanya pada diri sendiri, kebahagian yang seperti apa lagi, sih, prit, yang kamu mau cari?

Kalau saya ditanya orang lain berdasarkan cerita di atas, jujur saya akan menjawab: ya, saya bahagia. Paling tidak, Bapak dan Ibu tahu, di masa-masa akhir usia mereka ada anak-anak yang menemani dan terus menyayangi mereka. Karena itu, saya bahagia karena memiliki kesempatan untuk mengurus mereka. 

Walau begitu, saya percaya banget kok, kalau cuma diri sendiri yang bisa bikin kita bahagia. Nonton konser sendirian, saya bahagia. Nonton bioskop sendirian, senang banget. Grocery shopping sambil lihat bungkus kemasan warna-warni, bahagia. Minum kopi yang enak, pasti lah bahagia. Makan makanan enak, ngobrol dan tertawa bersama orang yang disayang + menyayangi kita, bekerja di kantor, dst, bikin saya bahagia. 

Bahagia bisa dicari. Bahagia juga bisa diciptakan sendiri. Bahagia bisa muncul karena merasa dicintai.  Just go for it. Just do what makes you happy. Klise, sih. Tapi, jangan tunggu atau mengharap orang lain yang akan membahagiakan kita. Put your happines first. Bonusnya, percaya deh, kita jadi orang yang bisa menyenangkan orang lain. 💙😊

Anda sedang membaca artikel tentang #30DaysWritingChallenge | DAY 9 dan anda bisa menemukan artikel #30DaysWritingChallenge | DAY 9 ini dengan url https://pritasyalala.blogspot.com/2020/10/30dayswritingchallenge-day-9.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel #30DaysWritingChallenge | DAY 9 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link #30DaysWritingChallenge | DAY 9 sumbernya.

No comments:

Post a Comment