Monday, October 26, 2020

#30DaysWritingChallenge | DAY 26

"School"

TK dan SD saya masih berada di satu area. Benar-benar yang tinggal jalan kaki, sampai, deh. Terkadang dulu suka mikir, kok nggak menarik amat ya rumah saya saking dekatnya. Suatu ketika, sempat loh akal-akalan sama supir jemputan pas TK. Biasanya, saya selalu diantar paling duluan. Kali itu, saya minta diantar paling akhir agar bisa jalan-jalan. Eh pulang-pulang malah dimarahin Ibu karena beliau nyariin. Pak supirnya juga ikut kena marah Ibu 🤭. Al Fatihah untuk Pak Sudjiman, pak supir tersayang. 

Waktu SD, saya berbadan agak gemuk. Sampai-sampai, teman saya memanggil "kembung". Sebenarnya, saya nggak suka. Tapi, daripada kehilangan teman, ya sudah saya terima aja panggilan itu. Saya baru dipanggil "Prita" saat sudah memberi contekan kepada mereka. Menyebalkan, sih. Saat SD, Ibu menargetkan saya dan adik saya untuk selalu mendapat ranking. Saya pernah sekali dapat ranking 1. Sisanya, ranking 2 dan ranking 8 (saat lulus kelas 6). Dibilang pintar, saya nggak merasa begitu. Ibu saya selalu ikut andil dalam metode pembelajaran saya. Saat esok hari akan ada ulangan, Ibu saya akan menggarisbawahi materi ulangan, dan meminta kami menghapalkan materi tersebut. Setelah itu, ibu akan melakukan tanya jawab mengenai materi yang sudah kami pelajari. Rasanya, yaaa, persis kayak lagi interview kerja terus dapat user yang killer gitu, deh. Kalau nggak bisa jawab, lumayan lah, mulai dari diceples pahanya pakai telapak tangan Ibu, atau pakai sapu lidi. Hehehe...

Lulus SD, saya nggak diterima masuk SMP favorit. Walau nggak favorit, sekolah saya masih SMP negeri. Masa SMP adalah masa yang nggak saya suka. Saya hampir nggak punya teman yang benar-benar dekat di masa itu. Pernah ikut ekskul, eh disuruh keluar sama Ibu. Kuper banget, deh. Sekalinya dekat, sama kakak kelas, walau nggak berujung pacaran. Gara-gara ini, saya sempat dilabrak pacarnya karena dikira merebut si kakak kelas, padahal mereka putus pun nggak. Long story short, mereka akhirnya putus saat lulus SMP. Ya, tapi, nggak ada hubungannya dengan saya juga, sih. Saya punya satu kebiasaan saat saya SMP. Sampai di sekolah, saya pasti langsung ke kantin untuk beli tisu dan biskuit. Setiap hari. Nggak ingat juga, sih, alasan punya kebiasaan itu. Cuma, saya ingat ada teman saya saat SMP baru-baru ini bilang ke saya: "lo dulu khan suka banget beli tisu dan biskuit di kantin setiap pagi" 🙃. Pelajaran yang paling saya tidak suka di SMP adalah Fisika. Saya pernah tidur di kelas saat pelajaran Fisika, mana guru Fisika itu juga wali kelas saya pula. Ingat banget, saya disuruh ke kamar mandi buat cuci muka. Paling ada satu masa di SMP yang saya suka, waktu saya les di sebuah bimbel saat kelas 3. Saya jadi punya teman dekat yang berbeda sekolah. Seru, aja, sih. Nggak jodoh sama satu sekolah, malah punya teman dari beda sekolah. Saya juga ingat banget pernah kena cacar air menjelang UN SMP. Bahkan, saat UN, cacar saya belum kering benar. Padahal sudah satu minggu belajar di rumah. Mau nggak mau, harus pakai jaket hoody yang menutupi seluruh badan, dan datang ke sekolah untuk UN. Hahaha!

SMA adalah salah satu masa yang saya suka. Selain karena punya banyak teman, akhirnya di SMA saya benar-benar bisa cinta sama Matematika. Guru tuh sama kayak pacar, jodoh-jodohan. Guru Matematika saya di SMA keren banget, tapi di mata saya. Di mata yang lain, ia mungkin seorang bapak-bapak Batak yang killer. Tapi, saya suka banget dengan metode belajar guru saya itu. Memang dasar jodoh, saya diajar beliau dari kelas 1 hingga kelas 3, nggak pernah diganti orang lain. Selain guru Matematika, guru sejarah saya cool banget. Dulu, dia jadi guru paling muda di sekolah. Saya dan teman saya terkadang suka 'godain' dan makan saat jam pelajarannya. Tapi, serius, dia enak banget mengajarnya. Walaupun jadi salah satu masa yang saya suka, banyak juga, sih, hal nggak mengenakkan di sekolah. Contohnya, pernah ranking 2 tapi ada nilai merah di rapor (mata pelajaran penjaskes), rok saya pernah digunting wakepsek, putus sama cowok hingga melibatkan guru BP, pingsan saat lomba paskibra, pacar direbut adik kelas, ah banyak lagi, deh! Tapi, benar, deh, masa SMA ini saya benar-benar dikelilingi teman-teman yang baik, walau sekarang sudah banyak yang hilang kontak, huhu.

Saya berkuliah di salah satu universitas negeri di Depok. Saya mengambil dua jenjang, jenjang D3 (2005-2008) dan jenjang sarjana (2008-2010). Keduanya di kampus yang sama, walau beda fakultas. Mungkin di beberapa postingan sebelumnya, saya pernah bercerita sekilas tentang kehidupan saya di kampus. Walau saya cinta mati sama fakultas tempat saya mengambil jenjang D3, tapi saya lebih suka kuliah di fakultas tempat saya mengambil gelar sarjana. Saat berkuliah, saya merasakan segala pengalaman, mulai dari naksir senior tapi bertepuk sebelah tangan, kehilangan teman, mengandalkan diri sendiri untuk menyelesaikan tugas akhir, dan juga punya banyak sekali teman baru dari berbagai jurusan. Saat lulus D3, saya sempat magang di rektorat kampus selama beberapa waktu. Bahkan, di akhir 2012, saya sempat menjadi CPNS di tempat saya berkuliah (walau akhirnya memutuskan keluar).

Itu saja paling yang bisa saya ceritakan tentang masa-masa saya saat berstatus pelajar/mahasiswa. Mungkin agak panjang dan membosankan. Tapi, semoga terhibur sedikit, ya? Sampai jumpa besok di #30DWC besok, ya!

Anda sedang membaca artikel tentang #30DaysWritingChallenge | DAY 26 dan anda bisa menemukan artikel #30DaysWritingChallenge | DAY 26 ini dengan url https://pritasyalala.blogspot.com/2020/10/30dayswritingchallenge-day-26.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel #30DaysWritingChallenge | DAY 26 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link #30DaysWritingChallenge | DAY 26 sumbernya.

No comments:

Post a Comment