Wednesday, October 14, 2020

#30DaysWritingChallenge | DAY 14

"My Style"

Jujur, untuk menulis postingan kali ini, saya harus bertanya kepada orang terdekat saya dulu hihi. Seperti kebanyakan orang, gaya itu mengikuti mainstream. Musimnya lagi apa, ya saya ikutin. Sewaktu SD, gaya saya selalu dibuat feminin oleh Ibu. Pakai rok atau dress setiap ada acara atau pergi ke luar dan rambut selalu berponi. SELALU. Kalau poni sudah melewati alis, Ibu selalu siap memotong poni saya agar rapi dan nggak masuk-masuk ke mata. Gaya rambut saya selalu pendek. Ibu saya telaten menguncir rambut saya setiap mau ke sekolah. Gaya kuncir ekor kuda, kuncir dua ala kelinci, kuncir air mancur ala Cindy Cenora--pernah saya lakoni. Untuk sepatu, tak jauh-jauh dari sepatu pantofel berwarna hitam. Kata Ibu, biar hemat, bisa dipakai ke sekolah dan ke undangan. Pernah juga, sih, punya boots DocMart dan sneakers proATT yang ada lampunya. Ingat banget, keduanya dulu dibeli di sebuah toko sepatu di Mall Kalibata. Mengingat, dulu Depok semacam dusun, nggak ada satupun mall.

Saat SMP, saya mulai boleh memilih gaya rambut sendiri. Sebenarnya, nggak jauh-jauh dari bob, sih. Tapi, saya udah nggak mau pakai poni lagi. Sempat juga rambut saya panjang sepunggung. Di SMP, saya mulai 'agak' bandel. Saya berteman dengan seorang perempuan bernama J. Alisnya J bagus sekali, katanya dicukur. Karena saya cuma tahu cukuran untuk ketek, saya nggak ngerti cara mencukur alis. Nggak habis akal, saya iseng mencabuti rambut alis saya dengan pinset. Nah, sejak saat itu, alis saya mulai berbentuk, deh, hehehe. Sejak SMP juga saya mulai mengerti soal penampilan wajah. Mulai-mulai pakai bedak tipis, body lotion, dan lip gloss. Mulai juga disuruh pakai deodoran dan cologne oleh Ibu. Tas dan sepatu saya masih bernuansa sama, nggak jauh-jauh dari backpack dan pantofel warna hitam.

Saat bersekolah di SMA swasta, kebebasan saya dalam berpenampilan sedikit lebih bebas. Saya suka banget pakai sepatu sneakers model slip on. Merk sepatu favorit saya saat itu Tomkins. Tapi sebal. Karena ikut ekskul paskibra yang selalu bertumpu pada tumit saat melakukan gerakan dinamis dan juga statis, sepatu saya cepat rusak di bagian tumit. Akhirnya, mulai mengoleksi beberapa sepatu sneakers dan flat beraneka warna untuk cadangan. Di SMA, saya juga pernah bergaya rambut ekstrem. Saya pernah berambut cepak, sampai harus memakai gel rambut yang hard agar tampak bervolume. Rambut saya juga pernah dicukur pada bagian tengkuk saat hendak mengikuti lomba paskibra. Kata senior saya, biar terlihat bergoyang-goyang rapi saat melakukan gerakan baris berbaris. Saya juga mulai berani memakai rok di atas lutut, supaya.... ya terlihat keren, aja, sih, hahaha.

Saat berkuliah, saya mulai sering pakai celana jeans. Jarang sekali memakai rok. Rambut saya kembali bergaya poni dan bob. Beberapa kali sempat berambut panjang karena ingin merasakan rasanya dicepol. Sungguh remeh. Di awal kuliah, saya hobi banget ke distro untuk membeli polo shirt. Baju saya dominan warna biru, karena saya memang suka biru. Tapi, ada juga warna lain seperti shocking pink, hitam, dan warna-warna pastel. Saya suka pakai converse, tapi juga nggak jarang pakai sandal jepit merk Ando warna putih. Kalau lagi pakai sandal jepit, saya suka waswas ketemu Bapak. Pertama, karena Bapak mengajar di kampus yang sama dengan saya walau berbeda jurusan. Kedua, Bapak suka bilang kalau beliau hampir selalu mengusir mahasiswanya yang memakai sandal jepit ke kampus, namun nggak mengira anaknya sendiri malah hobi bersandal jepit ke kampus dan susah dibilangin. Hahaha, ampun Bapak! Saya paling suka memakai sling bag ke kampus. Namun, beberapa kali juga suka pakai tote bag.

Mulai bekerja, saya nggak terlalu musingin soal gaya baju apa yang saya pakai. Mostly, baju saya kebanyakan kemeja dan celana panjang bahan. Ada yang bermotif bunga-bunga, batik, polos, garis-garis, dsb. Rambut saya hampir nggak pernah pendek. Saya lebih percaya diri punya rambut sebahu. Saya mulai suka bersolek; memakai alas bedak, bedak, menggambar alis, memakai eyeliner, maskara, lipstik, dan blush. Saat harus jalan-jalan atau belanja ke supermarket, saya suka memakai kaos dan celana pendek. Pernah di kantor lama saya pernah rutin menjadi MC. Mau nggak mau saya harus punya stok baju beraneka warna. Mostly, warna-warna polos, cardigan, atau blouse, supaya bisa dipadu padankan dengan inner atau outer lainnya. Untuk sepatu, saya lebih memilih flatshoes. Favorit saya waktu itu adalah merk The Little Things She Needs. Untuk tas, saya suka pakai tas-tas cantik bermodel sling bag atau tote bag. Mulai suka mengoleksi jam-jam juga. Merk jam kesukaan saya selalu Casio dan Baby G, hingga sekarang. Hihi.

Lima tahun terakhir saya berjilbab. Awal-awal berjilbab, lemari saya penuh dengan jilbab polos warna-warni. Saya hampir tidak berbelanja baju panjang, karena saya mempunyai banyak outer. Tapi, lama-lama kok gerah dan bosan juga ya pakai baju model inner + outer. Akhirnya, sedikit-sedikit mulai mengoleksi baju dan kaos berlengan panjang. Sekarang-sekarang, sih, baju dan jilbab saya nggak jauh-jauh dari warna hitam, biru tua, merah (karena Birru suka merah dan suka lihat Ibunya berbaju merah), abu-abu, dan motif garis-garis. Saya suka banget-banget baju bermotif garis, sampai punya sekitar 10 buah. Saya selalu PD kalau memakai outfit monokrom atau garis-garis + jilbab hitam. Kalau kata orang terdekat saya, gaya saya sporty tapi sesekali feminin--kalau lagi ingin pakai hijab style model syari (hihihi). Dan hampir setiap hari saya memakai sneakers ke kantor. Merk sneakers favorit saya Piero dan Reebok Classic. Untuk tas, saya lagi kembali suka memakai backpack karena muat banyak barang. Kalau untuk make up look, saya lagi balik ke nude mood. Sempat di awal-awal berjilbab, saya suka pakai make up yang bold dan lipstik bernuansa gelap. Tapi, sekarang lagi insyaf, jadi nude-look dulu, ehehe.

Duh, maaf, ya, kalau postingan kali ini agak berantakan dan nggak runtut. Tapi, semoga bisa sambil ketawa-ketawa atau minimal senyum lah pas baca. Sampai ketemu besok, ya!

Anda sedang membaca artikel tentang #30DaysWritingChallenge | DAY 14 dan anda bisa menemukan artikel #30DaysWritingChallenge | DAY 14 ini dengan url https://pritasyalala.blogspot.com/2020/10/30dayswritingchallenge-day-14.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel #30DaysWritingChallenge | DAY 14 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link #30DaysWritingChallenge | DAY 14 sumbernya.

No comments:

Post a Comment