Tuesday, October 6, 2020

#30DaysWritingChallenge | DAY 6

"Single and Happy"

Kalau diingat-ingat, udah lupa rasanya menjadi single. Tapi, saya masih punya memori tentang masa itu. Sekitar awal hingga pertengahan 2007 adalah masa single terlama saya. Sebelumnya, aneh rasanya jomblo. Harus dan menggebu banget untuk punya pacar. Mulai dari yang anak band, anak SMA, kakak kelas SMA, teman kampusnya teman SMA, adiknya kenalan, sampai temannya mantan. Mungkin karena terbawa lingkungan alias teman-teman di kampus yang masing-masing punya pasangan, saya jadi nggak mau kalah. Sayangnya, sampai awal 2007 saya nggak pernah punya pacar yang serius. Sedikit-dikit putus atau berantem. Hingga sampai pada titik: "Okay, I'm done."

Samar-samar saya ingat kalau masa-masa itu paling aneh. Mau main ke kosan temen, eh dianya lagi pacaran. Mau ngajak teman cowok makan di kantin, eh keingat kalau kami sempat jadian dan hubungan pertemanan kami jadi nggak asyik lagi. Saya kemudian menenggelamkan diri dengan tugas kuliah. Saya lebih sering mengunjungi warnet seusai jam kuliah, untuk mencari materi tugas dan juga Facebook-an. Saya jadi lebih fokus ke tugas-tugas kuliah, sampai terkadang tugas yang harus dikerjakan secara kelompok saya selesaikan sendiri. Mungkin kelihatannya seperti jadi kurang pergaulan, ya? Tapi, saat itu saya berpikir kalau kapan lagi bisa fokus dengan kuliah seperti ini. 

Menjelang pertengahan tahun, saya harus menjalani program internship. Karena 'kurang pergaulan', saya jadi bingung mau ambil internship di mana. Sampai pada akhirnya dapat kesempatan menjadi Production Assistant (PA) di salah satu stasiun televisi swasta ternama di bilangan Tendean, Jakarta Selatan. Waktu itu, ada sekitar belasan orang yang juga sedang mengambil program internship. Saya sendiri diminta kampus untuk memenuhi 100 jam kerja, atau selama sebulan lebih sedikit. Saat pembagian jam kerja, kami dihadapi dua pilihan jam kerja. Ada jam kerja pagi dan jam kerja malam. Tentu banyak orang yang mengambil jam kerja pagi. Saya dengan santai mengangkat tangan saat mendapat giliran memilih jam kerja malam. Atasan saya pada saat itu sempat bertanya, apa saya nggak punya pacar, karena PD sekali memilih jam kerja malam. Saya bilang kalau saya nggak punya pacar dan lebih menikmati jalanan sepi di malam hari daripada macet-macetan di pagi hari. 

Singkat cerita, saya yang sedang jomblo saat itu, mulai berangkat kerja jam 8 malam, dan baru pulang jam 8 pagi dari kantor. Awal-awal kerja adalah masa terberat. Jam tidur saya otomatis terbalik. Jatah saya bekerja adalah 4 hari kerja, 3 hari libur. Hari libur biasanya saya habiskan ke kampus untuk mengikuti rapat keanggotaan organisasi mahasiswa di kampus. Intinya, hidup saya saat itu hanya kantor, rumah, dan kampus. Nggak ada yang namanya kencan-kencanan atau malam mingguan. Senang banget rasanya. Saya yang biasanya kedatangan teman cowok atau pacar malam-malam aja suka dibatasi jam malamnya. Karena ini bekerja, saya bebas berangkat malam dan pulang pagi. 

Saat kerja malam itu, saya juga pernah didatangi oleh sahabat saya. Sahabat saya ini laki-laki. Kami jadi bersahabat karena beberapa tahun sebelumnya saya sempat naksir dia, tapi dia malah naksir teman saya. Karena sama-sama menjadi 'korban penolakan', kami malah berteman. Sahabat saya waktu itu datang sekitar jam 3 pagi. Dia mengamati saya dari kepala hingga kaki. Katanya, "Lo desperate amat, sih, karena jomblo sampai harus kerja malam". Saya hanya membalasnya dengan tertawa. Mungkin kalau dilihat orang, saya seperti frustrasi. Tapi, saya benar-benar merasakan tenang dan bebas yang nggak pernah saya rasakan kalau saya punya pacar. I finally got my best(s) time. 

Mungkin itu kisah saya yang pernah single dan rasanya happy sekali. Ternyata, nggak buruk-buruk amat menjadi single pada saat itu. Masa single membuat saya lebih punya kesempatan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas diri sendiri. Nggak ragu juga untuk lebih mencintai diri sendiri. Bonusnya, jadi punya banyak teman baru juga karena somehow kita terkesan lebih menyenangkan ketika we put our happiness first. Kalau seumpama saya dihadapi dengan posisi itu lagi di masa sekarang, saya mungkin akan mengejar cita-cita saya untuk menjadi seorang jurnalis (atau mungkin sudah).

Semoga terhibur, ya, membaca tulisan saya di tantangan kali ini. Sampai bertemu di #30DWC besok! 💙

Anda sedang membaca artikel tentang #30DaysWritingChallenge | DAY 6 dan anda bisa menemukan artikel #30DaysWritingChallenge | DAY 6 ini dengan url https://pritasyalala.blogspot.com/2020/10/30dayswritingchallenge-day-6.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel #30DaysWritingChallenge | DAY 6 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link #30DaysWritingChallenge | DAY 6 sumbernya.

No comments:

Post a Comment