Monday, October 19, 2020

#30DaysWritingChallenge | DAY 19

"First Love"

Okay, postingan ini mungkin sedikit agak cheesy karena balik ke zaman SMP di tahun 1999 (yea, I'm old). Saya bersekolah di sebuah SMP negeri di Depok. Agak jet lag sebenarnya. Sebelumnya, saya menghabiskan waktu 8 tahun bersekolah di wilayah yang itu-itu saja. Untuk mencapai sekolah, saya harus berganti angkutan umum dua kali, lalu jalan kaki sejauh 500 meter hingga depan gerbang sekolah. Kawan-kawan baru saya berasal dari sejumlah area di Depok. Ada yang dari Simpangan, Beji, Sawangan, Depok Lama, sampai area yang saya sama sekali belum pernah dengar. Di kelas 1, saya dekat dengan 4 cewek di kelas. Kami berlima sama-sama mengidolai boyband Westlife. Selama sekelas dalam setahun itu, kami bergantian mengunjungi rumah masing-masing untuk sekadar nonton VCD konser Westlife dan fan-girling.

Suatu hari, kami sedang berkumpul di rumah salah satu teman. Salah satu dari teman saya lalu bercerita, bahwa ada cowok di kelas yang bertanya-tanya tentang saya. Namanya F. Secara fisik, he has beautiful eyes. Rambutnya hitam tebal bergelombang. Saat itu, model rambut spikey sedang musim. Kulitnya kecoklatan dan berbadan tegap. Dengar-dengar, bapaknya seorang polisi. Tak lama dari informasi yang disampaikan teman saya itu, saya mulai sering disapa oleh F. Mulai dari saling lempar senyum, sampai menyapa "hai". Saya yang belum pernah naksir serius sama cowok tentu saja deg-degan. Apalagi matanya, doh! Kalau ingat kala itu, bikin keki. Kami juga jadi sesekali mengobrol via telepon. Sebenarnya aneh, sih, rasanya. Walau mulai sedikit naksir, saya agak terganggu dengan dialeknya yang sungguh Betawi-Depok abis, hahaha. Terlebih kami sekelas, saya agak bagaimana gitu kalau papasan dan nggak sengaja menangkap mata F yang sedang menatap saya. Malu!

Kami menghabiskan beberapa waktu untuk saling dekat. Yah, dekat ala-ala monkey's love gitu, deh. Suatu hari, saat kelas kami sedang mengambil nilai pelajaran olah raga di lapangan dekat sekolah, ia mendekati saya. Ia ingin mengajak bicara. Usut punya usut, F sudah bekerja sama dengan 4 teman saya. Dari jauh, saya melihat 4 teman saya sedang cekikikan sambil berteriak "ciyee ciyee". Sudah bisa ditebak, F menembak saya. Lalu, saya bingung. Gimana sih cara jawab kalau ditembak cowok? Habis itu, harus pegangan tangan, atau gimana sih. Hahaha, asli norak. Long story short, kami jadian.

Namanya juga cinta monyet, kami nggak pernah yang jalan bareng. Seingat saya, F juga nggak pernah main ke rumah. Saya juga melarang dia untuk sering-sering menelepon. Dibilang sayang atau enggak pada saat itu, bisa dibilang saya senang berada di dekatnya. Sedekat-dekatnya kami di kelas, paling hanya duduk berdua saat jam istirahat sambil mengobrol. Atau duduk berdua saat saya menemani dia bermain gitar. Lebih dari itu, pegangan tangan saja dada saya rasanya seperti tremor. Hahaha.

Kami tidak sampai lama berpacaran. Tiba-tiba, kami saling menjauh saja tanpa ada kalimat putus. Mungkin saya membosankan, tapi ya nggak masalah juga. Lucunya, nih, semesta sungguh baik kepada saya. Di kelas 2 hingga kelas 3, kami selalu sekelas *tepok jidat. Kami sempat kembali berjadian lalu kembali putus di masing-masing jenjang kelas. Di kelas 2, saya akhirnya merasakan hal yang bernama cemburu. F suka bergaul dengan cewek-cewek populer. Sementara saya, memang dasar nggak pernah cari panggung, ya boro-boro juga khan populer. Saat dia bergaul dengan cewek yang lebih populer, saya sempat jadian dengan teman les bimbel yg beda sekolah (lantas nggak lama putus krn posesif banget orgnya) dan sempat juga dekat dengan kakak kelas. Di kelas 3, kami tidak lagi sekelas dengan si cewek populer. Kakak kelas yang dekat dengan saya juga sudah lulus. Kami lalu dekat kembali dan sempat berbalikan. Hubungan kami tuh tawar banget. Nggak pernah pelukan, jalan bareng, atau berantem. Ya gitu-gitu aja sampai akhirnya kami lulus SMP dan berbeda sekolah.

Tiga tahun setelah kejadian itu, saat saya duduk di kelas 3 SMA, saya kembali bertemu F. F pindah ke sekolah saya, tapi dia masih duduk di kelas 2. Menurut informasi, dia dikeluarkan dari sekolah sebelumnya karena bermasalah sehingga tidak naik kelas. Walau SMA saya swasta, tapi sekolah saya ini terkenal dengan disiplinnya yang sungguh keras. Saat hari pertama dia bersekolah di SMA saya, saya yang pertama menyapanya. Saat itu, saya sedang berhubungan dengan mantan saya (yang sudah berjalan hampir 2 tahun). Di SMA, saya cukup populer karena ekskul yang saya jalani. Saya punya banyak teman dibanding saat masa SMP. Jadi, saya tak terlalu memikirkan keberadaan F di sekolah. 

Begitulah cerita cinta pertama saya, hehe. Kami sudah tak pernah saling berhubungan lagi walau saat ini tergabung dalam grup alumni SMP yang sama. Sampai jumpai di tantangan #30DWC besok, ya!

Anda sedang membaca artikel tentang #30DaysWritingChallenge | DAY 19 dan anda bisa menemukan artikel #30DaysWritingChallenge | DAY 19 ini dengan url https://pritasyalala.blogspot.com/2020/10/30dayswritingchallenge-day-19.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel #30DaysWritingChallenge | DAY 19 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link #30DaysWritingChallenge | DAY 19 sumbernya.

No comments:

Post a Comment